Mengapa wanita itu bawel?
Saya juga nggak tahu. Saya ini wanita. Bawel juga.
Ngomoooong mulu. Dan nggak tahu kenapa Tuhan memberi karunia ini pada saya.
Analisis saya sih mungkin karena wanita itu diciptakan sebagai makhluk yang
care. Kami memperhatikan setiap detail. Mengkhawatirkan segala sesuatu. Ingin
semuanya berjalan baik. Satu kasus. Teman sakit. Dia kemarin tipes. Nggak mau
opname. Hanya pingin dirawat jalan. Dokter kasih ultimatum. Harus bed rest.
Makan harus dijaga. Nggak boleh pedes. Nggak boleh kecut. Nggak boleh makanan
berserat. Nggak boleh makan makanan yang bikin usus bekerja lebih berat. Karena
hanya saya yang tinggal deket dia, alhasil tiap hari saya bawel bilang nggak
boleh makan pedes. Dia kadang suka nekad mau makan pedes. Katanya nggak papa
asal lidah masih bisa mentolerir. Saya bilang no. BIG NO NO. Saya yang sediakan
makannya. Sarapan dan makan malam. Saya larang untuk pergi-pergi walaupun cuman
beli air di warung depan. Saya rempong sekali tiap pagi ngomel bilang harus
makan nggak boleh telat. Saya tak bermaksud bawel. Saya nggak bermaksud nuntut
macem-macem. Dan sebenarnya nggak mau mengekang kebebasannya untuk makan atau
beraktivitas seperti yang ia inginkan. Hanya saja, saya mencemaskan dirinya.
Saya nggak bisa jaga setiap waktu. Dan dia kadang bandel nggak mau nurutin apa
kata saya. Kalau sakit lagi gimana. Jadilah saya wanita bawel bin cerewet.
Well, apakah bawel itu buruk?
Tampaknya sih seperti itu. Kesannya jelek gitu jadi wanita
bawel. Ini nih yang bikin saya jadi takut. Saya khawatir jika saya bawel dan
suami saya nanti nggak suka trus selingkuh ke wanita lain yang kalem dan nggak
nuntut macem-macem. Saya khawatir kalau nanti ketika berumahtangga saya sering
marah-marah dan bikin suami nggak betah. Saya takut, karena pernah dicurhatin
sama om saya yang jengkel sama istrinya yang bawel. Dia sampai bilang, kalo
bisa dituker, dia mau minta tuker. Nauzubillah kan. Hiiiiy. Tapi kemudian saya
ingat cerita Umar bin Khattab.
Alkisah ada rakyatnya Khalifah Umar yang punya istri
bawelnya setengah mati. Dia udah nggak tahan sama istrinya dan mau lapor sama
khalifah. Begitu sampai di depan rumah khalifah dia tertegun mendapati fakta
kalau istri Umar bin Khattab ternyata bawelnya lebih minta ampun. Dia nggak
jadi lapor deh. Ya gimana mau lapor, dia malu sendiri kan. Umar yang dijuluki
Singa Padang Pasir, yang tegas, galak luar biasa aja diem aja diomelin istrinya
yang bawelnya luar biasa. Lah Umar aja tahan. Masak dia nggak, gitu kali ya
pikir dia. Nah alasan Umar Bin Khattab berdiam diri, jaga emosi, nggak ikutan
marah karena ada 5 alasan:
Istri yang menjaga dari api neraka akibat syahwat.
Tau kan yee maksudnyee? Hehehe.
Istri yang menjaga harta suami.
Suami kan kerja tuh dari pagi sampe sore
bahkan sampai malam. Menafkahi anak istri. Berusaha kerasa memberikan
kenyamanan material untuk keluarga. Nah kalau pas ditinggal pergi kerja atau
dinas keluar kota, yang menjaga harta suami siapa kalau bukan si estri. Yang
cerewet banget ngomel buat bikin rumah jadi aman siapa hayooo. Bisa dibilang istri
adalah bodyguard hartanya suami. Macho kan????
Istri
adalah fashion stylistnya suami
Saya suka ngeri liat tampilan temen-temen saya yang suka asal-asalan dalam berbusana. Padahal kan mereka laki-laki
ya. Mau pake baju kan ya simpel aja to. Tapi suka nggak wangun. Entah yang
kedombrongan. Kebesaran. Kaos dalem keluar-keluar. Trus itu tuh jahitan celana
sobek mebrong mebrong masiiih aja dipake. Mbok ya dipermak to -_- Trus trus
kaos kaki putih dipakein sepatu vantovel. Ato pergi ke acara formal pake sepatu
kets buat badminton. Hedeh. Belom lagi masalah laundry. Baju putih kalo
ditangan bujangan bisa jadi krem atau coklat susu. Lethek gitu deh. Atau baju jadi
njeblug warnanya. Belom lagi yang nggak
fasih setrika, krahnya ikut disetrika kepanasen trus jadi mbladhus. Apalagi..
apalagi. Itu tuh bau-bauan. Mereka suka nggak aware dengan kaos kaki yang entah
berapa bulan nggak dicuci dan masih dipake aja. Dan nggak cuma kaos kaki ya book, baju, celana, de el el lah. Itupun masih males mau dibawa ke
laundry. Kalo istri nggak cerewet ngatur fashion suami gimana coba sementara
mereka tidak kunjung aware dengan tampilan? Hohohooo..
Istri yang menjaga anak-anak
Suami kan bekerja, soal pengasuhan dan
pendidikan biasanya istri yang lebih banyak berperan. Istri yang melahirkan,
momong anak, mikirin fashion anak, gizinya anak, mikirin pendidikan, asuransi,
kesehatan. Nah lho...
Istri sang ahli gizi dan konsumsi
Nah ini nih, esensial banget. Dalam rumah
tangga, istri lah yang mengatur kebutuhan logistik keluarga. Suami mah tinggal
kasih mentahannya aja. Yang belanja siapa hayooo. Yang tiap hari rempong
mikirin menu harian biar keluarga gak bosen siapa hayooo? Istri lah yang selalu
bikin menu harian yang cukup gizi tapi ekonomis. Nggak gampang lho bikin menu
harian. Saya aja kalo belanja bingung mau masak apa tiap harinya.
#pengalamanngurusinkonsumsiKKNselamaduabulan.
Alasan 1-5 didapet dari : http://ayonikah.net/bila-istri-cerewet-bin-bawel.html
Istri yang menjaga martabat keluarga di depan
keluarga dan lingkungan masyarakat
Tambahan doang nih. Kalo ini kasusistik ya.
Mungkin hanya terjadi di Indonesia yang kekerabatannya atau masyarakatnya masih
erat memegang sistim kekeluargaan. Berdasarkan pengamatan saya, istrilah yang
kemudian rempong untuk menjenguk bayi yang baru lahir, menyumbang untuk hajat-hajat
pernikahan atau sunatan, menjenguk orang sakit entah itu keluarga atau tetangga
atau kerabat. Harus bawa apa yang wangun. Harus nyumbang apa. Istri jugalah
yang rempong nyiapin segala sesuatu jika sodara bermalam atau ada kerabat yang
bersilaturahmi ke rumah. Ntah nyiapin kamar, nyiapin suguhan, bersihin rumah
biar gak berantakan, biar gak malu-maluin di depan tamu. Kalo istrinya acuh
gimana coba. Kalau istri gak aware masalah begituan gimana coba? Apa ya nggak
jadi bahan omongan tuh? Martabat keluarga bisa jatuh dong. Aw aw awww...
Wah ternyata jadi istri berat juga yah.
Harus bisa multitasking. Kerja macem-macem tanpa bayaran. Berarti memang butuh
keikhlasan tingkat tinggi untuk mampu menjalani perannya sebagai seorang istri.
Kalo bawel bin cerewet ya mohon maaf yah. Jika kemudian istri capek ngejalanin
perannya itu ya harap maklum ya para suami. Hehehewww. Toh cerewet dan bawelnya
istri kan buat kebaikan. Tapi jadi istri juga jangan kelewatan bawel. Cerewet tanpa
alesan. Bisa nggak betah tuh suaminya. Ntar kabur. Lari ke wanita lain. (Kalo
suami nggak kuat iman siiih :D).
Jadi nggak selamanya bawel itu buruk kan??? Mari
sama-sama bijak dalam bersikap sodara sodariiii... ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar