Apaan sih oblog-oblog?
Oblog-oblog itu sayur. Entah penulisan yang benar bagaimana. Oblok-oblok mungkin yang tepat begitu. Tapi biar nyambung buat jadi judul blog saya pakai aja oblog. Hahaha. Maksa.
Filosofi oblog-oblog.
Seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Oblok-oblok adalah sayur yang merujuk pada sayur kuah santan yang kelapa parutnya ikut dicampurkan ketika memasak. Biasanya yang disayur oblok-oblok itu kalau nggak sawi ya bayam ya katuk ya gandul (pepaya muda) ya suka-suka yang buat lah. Rasanya gurih. Nggak pedas. Ada campuran tempe bosok dan rese (semacam ebi tapi kecil banget). Oblok-oblok adalah sayur favorit mbah saya. Masakan tradisional. Ndeso banget lah. Kalau dilihat dari tampilannya, agak sedikit lintrek-lintrek (apalah sebutannya, nggak light gitu lho, agak kasar). Tapi seger. Karena airnya juga banyak. Berpadu menjadi satu antara kuah santan, kelapa parut dan sayurnya. Diublek-ublek.
Begitu pula dengan blog ini yang campur aduk suka-suka yang buat. Hehe. Tampilannya juga kasar. Sederhana. Tradisional. Emm mungkin lebih tepat dibilang konvensional kali ya. Hahaha. Ya gitu deh. Sama kayak oblok-oblok. Ndeso. Cara pandang saya juga ndeso. Nggak analitis. Nggak teoritis. Dangkal. Mbahasnya juga yang ringan, nggak macem-macem. Cuman kadang agak sentimentil gitu sih. Hehe. Cara masak oblok-oblok juga nggak macem-macem sebetulnya. Tinggal uleg bumbu, masukin tempe bosok sama rese, masukin sayur, masukin kuah santan dan kelapa parutnya, ubleg-ubleg selesai. Apa adanya banget. Nggak pakai penyedap. Sentuhan sentimentilnya ada pada bagian ngubleg-ngublegnya itu. Hahahaha.
Tapi yang spesial dari oblok-oblok yaitu nostalgianya. Dirindukan karena kesederhanaannya. Saya sih pengennya juga gitu. Oblog-oblog dirindukan karena kontennya yang sederhana. Hahaha. Ekspektasinya berlebih ya.
Semoga blog ini jadi manfaat. Saya ingin berbenah. Kasih konten sederhana tapi masyuuk gitu. Mengena. Mudah-mudahan. Ada banyak yang ingin saya bagi tapi nunggu mood dulu nih masih hibernasi. Hehe.
Salam oblog-oblog
