Selasa, 16 Desember 2014

Everything happens for a reason

Klise banget sih. Tapi begitulah yang saya rasakan...

Sabtu, 13 Desember 2014 saya diijinkan Tuhan untuk pulang kampung. Kebetulan ada acara pelatihan di Jogja. Kebetulan juga simbah sedang sakit, sedang operasi, jadilah ada alasan untuk pulang tanpa ada guilty feeling meninggalkan pekerjaan yang lagi banyak .. hehe..
 
Entah kenapa, di saat menunggu simbah, tante dan om memaksa saya untuk ikut kondangan. Ada dua resepsi yang kami hadiri. Ternyata yang jadi pengantin adalah kakak kelas SMA saya semua. Di resepsi kedua, saya melihat sesosok wajah. Kami bertemu pandang. Saya kenal sosok itu. Dia adalah kakak kelas SMA saya. Ketua MPK (Majelis Perwakilan Kelas) yang ngehits banget saat SMA dulu. Mas X ini putih, tinggi dan berwibawa. Mungkin dahulu saya sempat ngefans sama mas ini. Tapi memori saya seakan terkunci. Saya betul-betul tidak ingat namanya siapa. Anehnya, kami sempat jalan berbarengan untuk salaman bersama pengantin. Dia datang dengan ibunya yang cantik tapi sudah mulai sepuh. Saya sempat deg-degan juga saat itu berjalan beriringan dengan mas ini. Aduh, mas nya ganteng lha wong ibunya cantik. Care sama ibu lagi. Jarang-jarang kan ya ada lelaki begini. Langka. Saya sempat curi-curi pandang padanya. Ingin menyapa tapi tak kuasa. Habisnya saya nggak tahu namanya sih. Lupa. Betul-betul lupa. Dan bakalan aneh kalau tiba-tiba menyapa. Saya ini siapa? Dulu pas SMA juga cuma butiran debu. Haha
 
Oke balik lagi. Saking penasarannya, saya berusaha sekuat tenaga memutar memori. Terungkaplah sebuah clue. Well, langsung saya chat kakak kelas saya. Mbak Ririn namanya. Dia anak OSIS. Pasti tahu lah sama mas ini. Kami berbincang soal mas ini. Nggak banyak sih. Tapi saya seneng banget bisa tahu nama panjang si mas. Udah itu thok. Saya cerita kalau saya penasaran pada mas ini. Sayangnya pas resepsi saya nggak bawa HP jadi saya nggak bisa foto si mas X. Ya wis kemudian kami malah berbincang seputar kehamilan Mbak Ririn.
 
Selasa, 16 Desember 2014 BBM saya macet sejak pagi. Tidak ada pembaruan. Setelah saya refresh ada puluhan pembaruan. Well, napas saya langsung tercekat. Badan saya lemes. Lemes sekali membaca DP teman saya. Innalillahi Wainnailaihi rojiuun semoga khusnul khotimah mas Niki Adam. Mas yang beberapa hari lalu saya tatap malu-malu itu dipanggil Tuhan tiba-tiba. Ya Allah... Memori saya langsung flashback pada pertemuan kami di gedung resepsi. Betapa saya masih ingat wajahnya. Saya ingat dengan jelas baju batik yang dia kenakan. Dan saya ingat wajah ibunya yang cantik, teduh, dan sudah sepuh itu. Ya Allah.. saya yang cuman bertemu dalam hitungan menit saja merasa sangat kehilangan. Bagaimana dengan ibunya? Hiks.
 
Everything happens for a reason.
Melalui mas Niki Adam saya diingatkan Tuhan soal kematian. Saya sering lupa bahwa suatu saat saya akan kembali pada Pencipta saya. Kematian itu pasti. Mau muda mau tua. Hanya tinggal menunggu waktu.
Ya.. tidak ada yang kebetulan.
Sugeng tindak mas Niki Adam. Mugi khusnul khotimah.     
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar