Senin, 13 Mei 2013

Jagoan Lalu Lintas part 3

Oya bahasan JAGOAN LALU LINTAS part 2 ada disini 
Monggo dilanjut marathonnya.
Udah nggak ngos-ngosan lagi..:D

Sebetulnya ini alur awal pengabdian kami di jagoan lalu lintas


Sekarang kita sampai pada step diseminasi
Setelah game di-trial-kan pada siswa siswi SD Muhammadiyah Condong Catur, kami lakukan diseminasi. Hasil dari game ini kami seminarkan pada guru-guru di Kota Jogjakarta. Seminar tersebut menghadirkan nara sumber Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Condong Catur, Satlantas Polresta Jogjakarta dan kami tentunya sebagai pembuat game ini. Kami kenalkan gamenya. Kami presentasikan latar belakang pembuatan game, data-data, dasar teori dan tentu saja hasilnya. Kami paparkan juga keunggulan game ini.


Oh ya di awal acara, kami minta guru-guru untuk mencoba Jagoan Lalu Lintas dan mereka HERI lho alias HEBOH SENDIRI. hehe.
Tanggapan terhadap game kami sangat positif. Kami mendapatkan banyak feed back untuk menyempurnakan game ini.
Diantaranya:
- Menambah fasilitas dubbing untuk membantu anak-anak yang belum bisa membaca
- Meng-indonesiakan karakter/tokoh dalam game ini. Memang sih karakternya kayak anime gitu, kayak orang Jepang gitu, jadi biar sekalian digunakan untuk edukasi, sekalian memperkenalkan budaya Indonesia. Misal dikasih baju batik.
Dari seminar ini didapatkan suatu kesepakatan. Guru-guru yang hadir sepakat untuk menggunakan game ini sebagai sarana edukasi. Kami bagikan VCD game secara gratis untuk diinstal.
Kami juga membuatkan semacam MoU kepada para guru

Beberapa hari setelah Seminar kami langsung menuju sekolah yang telah menandatangani MoU untuk kami follow up responnya terhadap game Jagoan Lalu Lintas. Kami buatkan lagi berita acara. Ada sekitar 35 sekolah yang kami  follow up.

 

Oya mungkin ada yang bertanya bagaimana kami mengukur keberhasilan game ini sebagai media edukasi?
Kami menggunakan metode expert judgement sodara sodara. Polisi dan guru IT yang telah mencoba game Jagoan Lalu Lintas kami persilakan untuk menilai aspek edukasi game ini dalam form tertulis. Para bapak ibu guru maupun Polisi kami minta untuk mengisi rating game ini dan alasannya, baik itu positif maupun negatif serta saran untuk pengembangan game ini.

Akhirnya tibalah kami pada jadwal monev (monitoring dan evaluasi) untuk mempresentasikan apa yang telah kami lakukan selama Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kami berusaha persiapkan ini sebaik mungkin. Oh ya sebelum melakukan monev universitas kami melakukan monev internal di fakultas kami terlebih dahulu dan kami cukup diunggulkan untuk maju dalam PIMNAS di Makasar. Optimisme kami tumbuh pesat. Kami merasa pengorbanan kami telah begitu besar. Kami benar-benar mengabdi. Dan kami rasa kami akan mendapatkan balasan yang setimpal yakni bisa maju mewakili universitas ke Makasar. Well, tapi apapun hasilnya kami akan menerimanya. Dosen Pembimbing kami berulang ulang menginternalisasi kami bahwa niat kami harus berdasarkan azaz kemanfaatan.
Namun, ternyata Allah belum meridloi kami. Langkah kami terhenti di PKM tapi semangat kami tetap hadir. Kami banyak diundang di berbagai sekolah dan acara. Seperti mengisi di SD Ungasan. Mengisi University visit saat ada kunjungan UTM University Teknologi Malaysia. Jagoan Lalu Lintas bahkan telah eksis di portal Jogja Belajar. Portal Dinas Pendidikan Propinsi Jogjakarta. Berita kami juga tersebar di beberapa media online.
Bahkan saat kami KKN, dosen pembimbing kami menelepon kami. Jagoan Lalu Lintas akan dipasang di Taman Pintar sebagai media edukasi. Dan kini, sekitar 220 VCD Jagoan Lalu Lintas telah kami distribusikan ke seluruh SD di Kota Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan.
Ada lagi yang membuat kami bahagia. Kami masuk menjadi nominator INAICTA 2011.
INAICTA adalah perhelatan yang digelar KOMINFO RI untuk mengapresiasi karya teknologi informasi dan digital anak bangsa. Ismail yang mengikutkan Jagoan Lalu Lintas di ajang itu. Alhamdulillah kami masuk sebagai lima besar kategori digital interactive media setelah mempresentasikan Jagoan Lalu Lintas di fx Mall Jakarta di depan beberapa juri salah satunya Andrew Darwis. Kami bersaing dengan 4 tim dari universitas besar seperti ITB dan ITS. Kami pun berhak mengikuti pameran yang digelar di JCC, Jakarta pada awal Oktober. jika dibandingkan karya-karya pesaing kami, mungkin kamilah yang paling minor dari sisi teknologi maupun art. Namun, pengabdian kami lah yang membuat juri terkesan. Kami membuat sarana edukasi ini dan kami ikhlas dan Allah tunjukkan jalan yang manis.
Berkesempatan di INAICTA adalah hal yang indah dimana karya kami sempurna diapresiasi.
Saya sangaaaaaat bersyukur bisa melebur dengan tim ini, bersama Ardias, Tata, Ismail dan Udin dan dibimbing oleh Mbak Sylvi yang selalu menanamkan azas kebermanfaatan dalam hidup. Bagi saya ini suatu berkah. Bagi saya inilah proses. Inilah pembelajaran. Inilah perjuangan. Inilah pengabdian. Inilah bahagia.
Dan inilah perjalanan kami...

Seminar



Diundang di SD Ungasan Yogyakarta



Pas nama kami disebut di malam final penganugrahan INAICTA, aduuuuh berasa melayang deh, heheh




1 komentar:

  1. aaaaaahhhh so sweeeeeeet kaaaaa... pengen nangiiiiiiisssss....

    BalasHapus